Wednesday, 17 February 2016

Kitab Tentang Shalat


https://www.inspirasisasi.com/2016/02/Kitab Tentang Shalat.html

KITAB TENTANG SHALAT
A.    Shalat wajib ada 5
1.      Dzuhur
Yaitu permulaan waktunya setelah lewat rembang matahari. Sedangkan penghabisannya jika bayang-bayang setiap benda telah menjadi sepanjang bendanya ( diukur dari ujung bayang-bayang yang timbul ) sesudah matahari lewat rembang.
2.      Ashar
Permulaan waktunya setelah bayang-bayang ( yang sama dengan bendanya )tadi bertambah panjang sedangkan penghabisannya menurut waktu ikhtiar ( waktu dipilih oleh malaikat jibril ) adalah samapi bayangan sesuatu benda menjadi dua sepanjang bendanya. Dan waktu menurut jawaz ( waktu dimana masih boleh melakukan shalat ) adalah sampai terbenamnya matahari.
3.      Maghrib
Waktunya ialah satu yaitu setelah terbenamnya matahari ditambah sekedar waktu orang berazan , berwudhu, menutup aurat, menguqamatkan shalat dan shalat 5 rakaat ( 3 rakaat shalat maghrib dan 2 rakaat shalat sunnah )
4.      Isya’
Waktunya permulaan jika mega merah telah hilang sedangkan penghabisanya , menurut waktu ikhtiarnya adalah sampai ( mencapai ) sepertiga malam dan meurut waktu jawaz adalah sampai terbitnya fajar kedua
5.      Shubuh
Waktunya permulaan mulai terbit fajar kedua, sedangkan penghabisanya menurut waktu ikhtiar adalah sampai pagi cerah, sedangkan menurut waktu jawaz adalah sampai terbit matahari.

B.     Syarat-syarat wajib shalat
1.      Islam
2.      Baligh ( dewasa )
3.      Berakal ( tidak gila )
C.     Shalat sunnah ada 5 macam :
1.      Shalat hari raya idul fitri
2.      Shalat hari raya idul adha
3.      Shalat gerhana matahari
4.      Shalat gerhana bulan
5.      Shalat memohon hujan
D.    Shalat sunnah yang mengikuti shalat wajib itu ada 17 rakaat yaitu :
1.      2 rakaat shalat fajar
2.      4 rakaat ( dengan 2 salam ) sebelum dzuhur
3.      2 rakaat sesudah dzuhur
4.      4 rakaat ( dengan 2 salam ) sebelum ashar
5.      2 rakaat sesudah maghrib
6.      3 rakaat ( dengan 2 salam ) sesudah isya’ yang satu rakaat diantaranya shalat witir.
E.     Shalat sunnah muakkad ( sangat dianjurkan ) ada 3 macam :
1.      Shalat tengah malam sebelum tidur
2.      Shalat dhuha
3.      Shalat tarawih
F.      Syarat-syarat orang sebelum menjalankan shalat ada 5 macam :
1.      Mensucikan anggota tubuh dari hadas ( kecil maupun besar ) dan najis
2.      Menutup aurat dengan pakaian yang suci
3.      Berdiri ditempat yang suci
4.      Mengetahui masuk waktunya shalat
5.      Menghadap kiblat
·         Sedangkan orang boleh tidak menghadap kiblat pada waktu shalat ( waktu sasat ) didalam dua hal
1.      Dalam keadaan yang sangat mengawatirkan ( dalam pertempuran dahsyat )
2.      Waktu shalat sunnah dalam bepergian diatas kendaraan
G.    Rukun shalat ada 18 :
1.      Niat
2.      Berdiri jika bisa
3.      Membaca takbir permulaan
4.      Membaca fatihah, sedang “ Bismillahir rakhmaanir rakhiim” termasuk ayat surat tersebut
5.      Ruku’
6.      Tuma’ninah dalam ruku’
7.      Berdiri tegak setelah ruku’
8.      Tuma’ninah didalam i’tidal ( berdiri tersebut )
9.      Sujud ( dua kali tiap rakaat )
10.  Tuma’ninah didalam sujud
11.  Duduk diantara kedua sujud
12.  Tuma’ninah didalam sujud
13.  Duduk yang terakhir
14.  Membaca takhiat didalam duduk yang terakhir
15.  Membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW didalam membaca takhiat akhir
16.  Salam yang pertama
17.  Niat keluar dari shalat
18.  Tertib rukun menurut urutan yang telah disebutkan
H.    Sunnah-sunnah sebelum melakukan shalat ada dua macam :
1.      Adzan
2.      Iqomat
I.       Sunnah-sunnah sesudah melakukan shalat ada 2 macam:
1.      Membaca takhiat awal
2.      Membaca do’a qunut dalam rakaat kedua waktu  shalat subuh, dan dalam shalat witir pada tiap malam selama setengah bulan yang akhir pada bulan ramadhan.
J.       Haiat Shalat ( sunnah-sunnah shalat yang bila ditinggalkan tak perlu diganti dengan sujud sahwi ) itu ada 15 :
1.      Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram, ketika akan ruku’ dan ketika berdiri dari ruku’.
2.      Meletakkan telapak tangan kanan atas punggung tangan kiri.
3.      Membaca do’a tawajjuh
4.      Membaca “ Auudzubillahiminassyaithoonirrojiim “.
5.      Membaca ( fatihah dan surat ) dengan keras pada tempatnya ( maghrib, isya’ dan subuh ) dan dengan perlahan-lahan pada tempatnya ( dzuhur dan ashar ).
6.      Membaca Amiin ( setelah fatihah )
7.      Membaca surat dari Al qur’an sesudah fatihah ( didalam kedua rakaat yang awal bagi imam atau orang shalat seorang diri.
8.      Membaca takbir ketika bangun dari ruku’ dan sujud dan ketika bangun dari ruku’ dan sujud dan ketika memulai melakukan ruku’ dan sujud.
9.      Membaca “ Samialloohulimankhamidah, Robbanaa lakal khamdu “.
10.  Membaca tasbih didalam ruku’
11.  Membaca tasbih didalam sujud
12.  Meletakkan kedua tangan diatas kedua paha ketika duduk, dengan membentangkan kedua tangan kiri dan menggenggam tangan kanan kecuali telunjuk, maka hendaklah orang meluruskannya waktu membaca syahadat.
13.  Duduk iftorasy pada setiap duduk
14.  Duduk tawarruk pada waktu duduk yang paling akhir’
15.  Membaca salam kedua.

K.    Perbedaan shalat pria dengan wanita ada 5 :
A.    Pria
1.      Merenggangkan kedua sikunya dari kedua lambungnya                                     ( waktu ruku’ dan sujud)
2.      Merenggangkan perutnya dari kedua pahanya sewaktu ruku’ dan sujud.
3.      Mengeraskan bacaan fatihah dan surat dari Al qu’an ditempat yang boleh dikeraskan.
4.      Jika terjadi sesuatu pada shalatnya ( misal perlu memperingatkan imam yang sedang lupa ) maka membaca tasbih.
5.      Batas auratnya bagian tubuh antara pusat sampai ke lutut kaki.
B.     Wanita
1.      Merapatkan sebagian tubuhnya kepada sebagian yang lain ( yakni merapatkan kedua sikunya pada kedua lambungnya dan perutnya pada kedua pahanya waktu ruku’ dan sujud.
2.      Memelankan suaranya didekat pria bukan mahramnya
3.      Jika terjadi sesuatu hal ( misalnya perlu memperingatkan imam sedang lupa ), maka bertepuk tangan ( dengan telapak tangan denagan punggung  tangan dengan punggung tangan).
4.      Batas auratya seluruh bagian tubuh wanita merdeka kecuali muka dan kedua belah tangannya,
Budak wanita , auratnya seperti aurat pria didalam shalat.

L.     Yang membatalkan shalat ada 11 hal :
1.      Berkata dengan sengaja ketika sedang shalat
2.      Mengerjakan sesuatu yang banyak ( yang bukan pekerjaan shalat )
3.      Hadas kecil maupun besar
4.      Kejatuhan najis
5.      Terbuka auratnya
6.      Mengubah niat
7.      Membelakangi kiblat
8.      Makan
9.      Minum
10.  Terbahak-bahak
11.  Murtad ( keluar dari agama islam )
M.   Jumlah rakaat shalat fardu ada 17, didalam shalat tersebut terdapat :
34 sujud
94 takbir
9 tasyahhud
10 salam dan
153 tasbih
Sedangkan jumlah rukun-rukun didalam shalat fardhu ada 126 yaitu :
30 rukun di shalat subuh
42 rukun di shalat maghrib
54 rukun di shalat isya’ , Dzuhur dan Ashar
N.    Barang siapa tidak mampu berdiri dalam shalat fardhu, maka boleh ia shalat dengan duduk . Dan barang siapa tak mampu dengan duduk boleh dengan shalat berbaring.
O.    Hal yang bisa terlupakan dalam shalat ada 3 macam yaitu:
1.      Fardhu
Jika terlupakan tidak cukup diganti dengan sujud sahwi , bila ia ingat ( ketika sedang shalat harusnya ia menunaikan atau ingat setelah salam ) sedang waktunya masih dekat , harusnya menunaikannya, kemudian mengerjakan bagian shalat yang selebihnya dan sujud sahwi ( sujud sunnah karena lupa ).
2.      Sunnah
Jika terlupakan tak perlu diulangi setelah terlanjur melakukan fardhu ( yang sesudahnya ), akan tetapi hendaknya sujud sahwi sebagai gantinya.
3.      Haiat
Jika terlupakan tidak perlu diulangi setelah tertinggalkannya dan tidak perlu sujud sahwi buat gantinya.
            Apabila seseorang bimbang dalam jumlah rakaat yang telah dilakukanya , harus menetapkan yang yakin, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah sujud sahwi. Sujud sahwi hukunya sunnah dan pengerjaannaya sebelum salam.
P.      Ada 5 waktu yang tidak boleh ( makruh ) melakukan shalat, kecuali shalat yang mempunyai sebab yaitu :
1.      Setelah shalat subuh hingga matahari terbit.
2.      Ketika terbit matahari hingga sempurna dan naik seukuran tinggi tombak ( ± 15º dari prmukaan bumi .
3.      Ketika matahari rembang ( diatas kepala ) hingga condong sedikit ke barat.
4.      Setelah shalat ashar hingga matahari terbenam.
5.      Mulai matahari terbenam hingga sempurna terbenamnya.
Q.    Shalat berjamaah adalah sunnah muakkad ( sunnah yang sangat dianjurkan ) dan wajib bagi makmum berniat menjadi makmum ( mengikuti imam ), sedang imam tidak harus berniat menjadi imam ( hanya sunnah saja ).
Boleh orang merdeka bermakmum kepada budak dan oran yang sudah baligh ( sampai umur ) kepada yang hampir baligh. Sedangkan tidak sah pri bermakmum kepada wanita walaupun bacaan surat Al fatihah dan surat Al qur’annya sempurna.
Tempat dimana saja didalam masjid seorang makmum melakukan shalat mengikuti shalat imam , sedangkan ia dapat mengetahui shalat imam tersebut, maka sah shalatnya selagi tidak lebih kedepan dari imamnya.
Apabila imam shalat didalam masjid dan makmum diluar masjid ( ditempat ) yang dekat dari imam ( tidak lebih dari 300 dzira’ ) sedang mengetahui shalat imam dan tidak pula ada takbir dinding pemisah, maka diperbolehkan bermakmum.
R.     Musafir boleh mengerjakan menyingkat shalat wajib yang berakaat 4 menjadi 2 dengan syarat :
1.      Kepergian bukan untuk maksiat
2.      Jarak bepergiannya harus ( tidak kurang ) 16 farsakh.
3.      Musafir itu hanya boleh menyingkat shalat pada ruba’iyyah
4.      Berniat qasar bersamaan mengucapkan takbiratul ikhram.
5.      Tidak boleh bermakmum kepada orang muqqim ( menetap )
Keterangan no. 2 : 16 farsaskh = 102 km menurut kitab khulashotul kalam fi arkanil islam karangan al ustadz Ali fikri mesir cetakan tahun 1948, atau sama dengan 80 km ditambah 640 m menurut kitab fiqhi Alal madzaahibil arba’ah terbitan departemen waqaf bagian masjid di mesir cetakan tahun 1950.
Yang sahih menurut KH.M. Ma’shum bin Ali jombang adalah ukuran yang telah diselidiki pada zaman khalifah al-ma’mum yaitu 89999,992 m = 89,9 km

Keterangan no. 3 Shalat ruba’iyyah, bila ditinggalkan waktu safar, boleh diqadha’ dengan qasar selagi didalam safar.

Bagi musafir boleh menjamak ( mengumpulkan ) shalat Dzuhur dengan shalat ashar diwaktu dimana saja sukai ( taqdim pada waktu dzuhur atau ta’khir  apada waktu ashar ) dan juga shalat maghrib dengan shalat isya’ dimana  sukai ( taqdim atau ta’khir ) .
Bagi bukan musafir ( tidak bepergian ) diperbolehkan pada waktu hujan : menjamak shalat ( dzuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya’ ) pada waktu shalat pertama keduanya ( yakni taqdim ).

No comments:

Post a Comment